Berawal dari perkumpulan kecil yang
berujung konflik besar. Ini kisahku,di kampungku……”
dimulai pada bulan juni 2010, yang hampir tiap hari ada pertunjukan dangdut panggung, yacchhh….. emang sihh”lagi musim. “Kami anak-anak muda tak mungkin dong melewatkan hal tersebut hanya dengan berdiam diri dirumah”. Nah,dari itulah awal cerita ini.
tentu saja, ini suatu malam yang membahagiakan. Ada 1 pertunjukan dangdut di kampong sebelah. Secepatnya kita kumpulkan pasukan joget kita tuk ikut memeriahkan malam itu. Satu per satupun mulailah berdatangan,seperti biasa kami berkumpul dulu di markas besar kita, “ya” kantor Kecamatan. Tak ketinggalan,tak tau darimana dana, “Miras” selalu hadir menemani kita.
waktu menunjukkan jam 8 maalam, kami bergegas dan mulai melangkah ketempat hiburan. “wowwwwwwww” keren brow, ayo joget rame-rame”. Kami berjoget seakan tak kenal lelah,tak peduli dengan anak-anak dari kampung lain di sekeliling kita. Yachhh,,,,,, ini awal yang buruk dalam mencari sebuah hiburan, tapi dengan keadaan setengah Alkohol amarah pun tersulut saat seorang dari kami tersenggol lengan orang lain. “hai, kurang ajar. Nantangin gue loe..??” ucapnya sambil melotot”. Tak banyak lagi kata, kita pun langsung bertindak anarkis,tak peduli siapa di depan kita “hajar” itulah semboyan kami. Adu pukul di iringi kerasnya suara senapan dari petugas keamanan tak menyurutkan nafsu anarkis kita. Makin rame dengan aksi kejar-kejaran dan merekapun kabur ntah kemana.
masuk malam berikutnya, dangdut kembali hadir di kampong sebelah. Suasana aneh yang sempat aku rasapun akhirnya terjadi. Kita yang tanpa persiapan, dengan santainya datang meramaikan malam itu. Tapi tak kami duga sebelumnya,kehadiran kita sudahpun dinanti. Di tengah asyiknya irama dangdut, tiba-tiba kita di serang anak muda kampong tersebut, tua muda semuanya turun tangan menghajar kami. Yacchh…. Mereka menang kandang dan akhirnya kami mundur.
tapi tunggu dulu,,,, kami takkan puas hanya setakat itu. Ada 2Kawan kami yang harus dirawat di rumahsakit karena kejadian itu. Tentu saja kami tak akan tinggal diam. Malam itu,setelah selesai dangdut kami bergegas kembali kelokasi, “darah harus dib alas dengan darah” namun sesampainya di lokasi, tak ada satupun warga yang masih berkeliaran di luar. Hal tersebut membuat kami tambah kesal, tak peduli apa yang akan terjadi di esok hari kami pun merusak rumah-rumah warga dan tak ketinggalan juga adalah poskampling yang tepat dimana kami meletakkan motor.
keesokan harinya,,,,” wowwww”….. heboh kabar di kampong kami. Semua yang di curigai termasuk juaga aku di panggil untuk dimintai keterangan di kapolsek. Tapi kami bukanlah anak kecil yang takut dengan gertakan. “dengan santainya kami datang dan berlagak seolah kami tak tau apa2”. Mo bilang apa,,,??? Mereka tak punya bukti yang kuat tuk menuntut kami. Dan sejak saat itu, bukanlah jera yang kami dapat…melainkan amarah yang semakin meluap. Tiap hari kita meneror kampong tersebut,dan tak ada satupun pemuda dari kampong itu yang berani bertatap muka dengan kami. Hingga akhirnya perjanjian damaipun dibuat. Atas konflik yang selama ini tak kunjung usai.
“hmmmm….” Suasana sedikit teredam selama beberapa hari ini. Namun ternyata,semua itu tak berlangsung lama. Tak sampai sebulan setelah perjanjian itu di buat,hal lebih buruk terjadi.
“Lagi-lagi dangdut”…. Yachhh,,,, malam itu kami rame-rame berencana tuk nonton dangdut. Namun di tengah perjalanan,saat kami melintasi kampong mereka”dihadanglah kita oleh segerombolan anak muda dengan keadaan mabuk” dan disinilah, kami dapati seorang oknum polisi mabuk-mabukan bergelombolan ditepi jalan. Dengan gaya sok keren dia datang menghampiri kami dengan sebuah botol ditangan kanannya. “peduli apa dengan polisi” tersautlah botol tersebut dari tangannya dan langsung saja botol itu menghantam kepalanya. “aku polisi-aku polisi” teriaknya dengan keras,,,,, “tapi peduli apa” aksinya itu tak mencerminkan kalau dia seorang penegak hokum. Meski kepalanya pecah berlumur darah kami masih menghajarnya habis-habisan. Kami mengira kalau dia pasti mati, lalu kamipun kabur”…. Dan setelah itu, kami akhirnya menjadi seorang buronan.
dimulai pada bulan juni 2010, yang hampir tiap hari ada pertunjukan dangdut panggung, yacchhh….. emang sihh”lagi musim. “Kami anak-anak muda tak mungkin dong melewatkan hal tersebut hanya dengan berdiam diri dirumah”. Nah,dari itulah awal cerita ini.
tentu saja, ini suatu malam yang membahagiakan. Ada 1 pertunjukan dangdut di kampong sebelah. Secepatnya kita kumpulkan pasukan joget kita tuk ikut memeriahkan malam itu. Satu per satupun mulailah berdatangan,seperti biasa kami berkumpul dulu di markas besar kita, “ya” kantor Kecamatan. Tak ketinggalan,tak tau darimana dana, “Miras” selalu hadir menemani kita.
waktu menunjukkan jam 8 maalam, kami bergegas dan mulai melangkah ketempat hiburan. “wowwwwwwww” keren brow, ayo joget rame-rame”. Kami berjoget seakan tak kenal lelah,tak peduli dengan anak-anak dari kampung lain di sekeliling kita. Yachhh,,,,,, ini awal yang buruk dalam mencari sebuah hiburan, tapi dengan keadaan setengah Alkohol amarah pun tersulut saat seorang dari kami tersenggol lengan orang lain. “hai, kurang ajar. Nantangin gue loe..??” ucapnya sambil melotot”. Tak banyak lagi kata, kita pun langsung bertindak anarkis,tak peduli siapa di depan kita “hajar” itulah semboyan kami. Adu pukul di iringi kerasnya suara senapan dari petugas keamanan tak menyurutkan nafsu anarkis kita. Makin rame dengan aksi kejar-kejaran dan merekapun kabur ntah kemana.
masuk malam berikutnya, dangdut kembali hadir di kampong sebelah. Suasana aneh yang sempat aku rasapun akhirnya terjadi. Kita yang tanpa persiapan, dengan santainya datang meramaikan malam itu. Tapi tak kami duga sebelumnya,kehadiran kita sudahpun dinanti. Di tengah asyiknya irama dangdut, tiba-tiba kita di serang anak muda kampong tersebut, tua muda semuanya turun tangan menghajar kami. Yacchh…. Mereka menang kandang dan akhirnya kami mundur.
tapi tunggu dulu,,,, kami takkan puas hanya setakat itu. Ada 2Kawan kami yang harus dirawat di rumahsakit karena kejadian itu. Tentu saja kami tak akan tinggal diam. Malam itu,setelah selesai dangdut kami bergegas kembali kelokasi, “darah harus dib alas dengan darah” namun sesampainya di lokasi, tak ada satupun warga yang masih berkeliaran di luar. Hal tersebut membuat kami tambah kesal, tak peduli apa yang akan terjadi di esok hari kami pun merusak rumah-rumah warga dan tak ketinggalan juga adalah poskampling yang tepat dimana kami meletakkan motor.
keesokan harinya,,,,” wowwww”….. heboh kabar di kampong kami. Semua yang di curigai termasuk juaga aku di panggil untuk dimintai keterangan di kapolsek. Tapi kami bukanlah anak kecil yang takut dengan gertakan. “dengan santainya kami datang dan berlagak seolah kami tak tau apa2”. Mo bilang apa,,,??? Mereka tak punya bukti yang kuat tuk menuntut kami. Dan sejak saat itu, bukanlah jera yang kami dapat…melainkan amarah yang semakin meluap. Tiap hari kita meneror kampong tersebut,dan tak ada satupun pemuda dari kampong itu yang berani bertatap muka dengan kami. Hingga akhirnya perjanjian damaipun dibuat. Atas konflik yang selama ini tak kunjung usai.
“hmmmm….” Suasana sedikit teredam selama beberapa hari ini. Namun ternyata,semua itu tak berlangsung lama. Tak sampai sebulan setelah perjanjian itu di buat,hal lebih buruk terjadi.
“Lagi-lagi dangdut”…. Yachhh,,,, malam itu kami rame-rame berencana tuk nonton dangdut. Namun di tengah perjalanan,saat kami melintasi kampong mereka”dihadanglah kita oleh segerombolan anak muda dengan keadaan mabuk” dan disinilah, kami dapati seorang oknum polisi mabuk-mabukan bergelombolan ditepi jalan. Dengan gaya sok keren dia datang menghampiri kami dengan sebuah botol ditangan kanannya. “peduli apa dengan polisi” tersautlah botol tersebut dari tangannya dan langsung saja botol itu menghantam kepalanya. “aku polisi-aku polisi” teriaknya dengan keras,,,,, “tapi peduli apa” aksinya itu tak mencerminkan kalau dia seorang penegak hokum. Meski kepalanya pecah berlumur darah kami masih menghajarnya habis-habisan. Kami mengira kalau dia pasti mati, lalu kamipun kabur”…. Dan setelah itu, kami akhirnya menjadi seorang buronan.
Bersambung…
0 komentar:
Posting Komentar