Pada dasarnya selingkuh hati jauh lebih kompleks dan berbahaya. Fakta menunjukan bahwa selingkuh fisik belum tentu melibatkan selingkuh hati. Namun, apabila hati seseorang sudah selingkuh, “jalan tol” menuju selingkuh fisik sudah terbangun. Selain itu, mendeteksi terjadinya selingkuh hati juga lebih sulit dibandingkan selingkuh fisik. Jadi, tanpa diketahui tanda-tandanya, tiba-tiba seseorang bisa pergi dari pasangannya seperti yang di tulis oleh Zoya Amirin, Rubrik T&J Majalah Intisari.
Secara sederhana, tanda-tanda selingkuh hati hampir sama dengan perasaan yang muncul saat jatuh cinta kepada seseorang. Seperti mulai menunggu untuk mendapat kabar, chatting, atau di-mention di Twitter. Anda juga akan merasa kehilangan saat tidak mendapatkan kabar tersebut dan terkadang selalu mencari alasan untuk berusaha bersama dengan orang tersebut. Perasaan tidak nyaman, terkait penampilan, juga sering kali muncul ketika berhadapan dengan lawan jenis tersebut.
Tanda-tanda lainnya, terutama terkait dengan status telah memiliki pasangan, adalah seringnya melakukan penyangkalan-penyangkalan sekaligus pembenaran-pembenaran bahwa apa yang dilakukannya bukan dikarenakan adanya perasaan tertarik. “Ah, ‘kan hanya ngobrol-ngobrol saja. Semua orang juga tahu karena dilakukan di media sosial,” merupakan contoh kalimat penyangkalan dan pembenaran tersebut.
Padahal, sebenarnya dia sudah sangat dikuasai dan tergantung pada orang tersebut. Secara fisik dan mungkin juga hati, Anda seolah-olah ada untuk pasangan Anda, tapi sebenarnya pikiran sedang “jalan-jalan” menemui lawan jenis yang bukan pasangan tersebut. Tidak jarang perilaku ini juga melibatkan perasaan bersalah terhadap pasangan.
Secara sederhana, tanda-tanda selingkuh hati hampir sama dengan perasaan yang muncul saat jatuh cinta kepada seseorang. Seperti mulai menunggu untuk mendapat kabar, chatting, atau di-mention di Twitter. Anda juga akan merasa kehilangan saat tidak mendapatkan kabar tersebut dan terkadang selalu mencari alasan untuk berusaha bersama dengan orang tersebut. Perasaan tidak nyaman, terkait penampilan, juga sering kali muncul ketika berhadapan dengan lawan jenis tersebut.
Tanda-tanda lainnya, terutama terkait dengan status telah memiliki pasangan, adalah seringnya melakukan penyangkalan-penyangkalan sekaligus pembenaran-pembenaran bahwa apa yang dilakukannya bukan dikarenakan adanya perasaan tertarik. “Ah, ‘kan hanya ngobrol-ngobrol saja. Semua orang juga tahu karena dilakukan di media sosial,” merupakan contoh kalimat penyangkalan dan pembenaran tersebut.
Padahal, sebenarnya dia sudah sangat dikuasai dan tergantung pada orang tersebut. Secara fisik dan mungkin juga hati, Anda seolah-olah ada untuk pasangan Anda, tapi sebenarnya pikiran sedang “jalan-jalan” menemui lawan jenis yang bukan pasangan tersebut. Tidak jarang perilaku ini juga melibatkan perasaan bersalah terhadap pasangan.
0 komentar:
Posting Komentar